Home > Talent Based HRM > Apa Sih Personal Branding Itu..?

Apa Sih Personal Branding Itu..?

iStock_000005993008XSmallApa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar nama Inul dan dr. Boyke? Tentu tidak sulit bagi kita untuk menjelaskan siapa mereka hanya dalam beberapa detik. Inul telah dikenal sebagai salah satu ikon penyanyi dangdut dan dr. Boyke merupakan pakar kebidanan dan ahli kandungan.

Mengapa kita mudah sekali mengingat identitas mereka? Jawabannya ada pada ciri khas dan perbedaan yang kuat dalam diri mereka dibanding yang lainnya.

Misalnya saja Inul. Jumlah penyanyi dangdut banyak sekali, tetapi Inul mampu menarik perhatian orang dengan diferensiasi dan ciri khasnya, yaitu goyang ngebor. Nah, ciri khas dan perbedaan yang kuat itu ternyata mampu menciptakan personal branding bagi Inul. Sehingga, Inul menjadi dikenal oleh banyak orang.

Napoleon Hill, penulis dan konsultan bisnis terkenal, pernah mengatakan bahwa yang dibeli konsumen adalah ide dan kepribadian Anda, jauh sebelum produk atau layanan Anda.

Lalu, apa sebenarnya personal branding itu? Dan apa keuntungan kita memiliki personal branding yang kuat?

Definisi

Personal branding bukan merupakan pilihan. Karena sebenarnya, setiap orang atau perusahaan telah memiliki personal branding. Hanya saja, seberapa besar kekuatan personal branding itu mampu terekam kuat di benak orang lain. Juga, seberapa besar dampak personal personal branding itu, lebih positif atau negatif.

Timothy P. O’Brien, penulis buku The Power of Branding, menjelaskan bahwa personal branding merupakan identitas pribadi yang mampu menciptakan sebuah respon emosional terhadap orang lain mengenai kualitas dan nilai yang dimiliki orang tersebut.

Sebagai contoh, ketika Anda berpikir tentang dr. Boyke, apa yang terlintas dalam benak Anda? Seberapa besar value dan kualitasnya menurut Anda? Bagaimana dengan tingkat kepercayaan dan kredibiltas Anda terhadap dr. Boyke? Coba bandingkan dengan dokter lainnya. Maka akan terlihat diferensiasi yang kuat antara dr. Boyke dengan dokter lainnya.

Anda melihat dr. Boyke sebagai seorang dokter yang selalu semangat dan cerdas dalam menjelaskan sesuatu kepada orang lain. Bahkan selalu aktif dalam sosialisasi ilmunya ke masyarakat. Ini berbeda dengan kebanyakan dokter yang cenderung pasif, karena hanya akan menjawab ketika ada keluhan atau pertanyaan dari pasien.

Nah, ciri khas seperti aktif, selalu semangat, dan cerdas itu yang akhirnya terekam di benak masyarakat sehingga menciptakan personal branding yang kuat bagi dr. Boyke. Alhasil, ketika seseorang membutuhkan informasi mengenai kebidanan dan kandungan, maka yang pertama diingat atau Top of Mind (TOM) adalah dr. Boyke.

Keuntungan

Ini berarti, keuntungan terbesar dari personal branding yang kuat adalah TOM, yaitu tingkatan tertinggi memori seseorang terhadap sesuatu.

TOM ini menjadi sebuah variabel yang sangat penting di dunia bisnis. Mengapa? Karena ketika produk dan perusahaan Anda yang pertama kali diingat konsumen, maka sangat mungkin konsumen akan membeli produk Anda pertama kali. Ini berarti, produk Anda dapat menjadi pemenang. Sebuah impian yang selalu dicita-citakan pelaku bisnis.

Lalu, bagaimana membangun personal branding yang kuat?

Start with Exploring Your Talent……

(disunting dari Sinar Harapan)

Categories: Talent Based HRM
  1. Rina Prasetyawaty
    3 February 2010 at 9:37 pm

    Pencerahan hari ini Ok banget Mas… Kita jadi “melek” mindset bahwa personal branding itu perlu banget..

  2. Agustinus Agung Wirawan
    3 February 2010 at 10:04 pm

    Personal Branding memang penting banget Mbak, cuma sayangnya banyak yang gak sadar, gak tau atau malu-malu….untuk mem”brand” diri sendiri hehehe…maklum orang timur, takut dibilang sombong or narsis….hehe

  3. maya
    13 February 2010 at 8:59 pm

    Jadi bagaimana meng-explore talent diri kita sendiri yang kadang tidak kita sadari ?

    • Agustinus Agung Wirawan
      14 February 2010 at 7:42 am

      Dear Maya,

      Meng-explore talent diri sendiri, memang bukan hal bisa dilakukan semua orang. Ada memang orang yang sense yang cukup tajam untuk melakukan refleksi diri, mengekplorasi pengalaman, dan akhirnya menemukan benang merah yang menjadi talent-nya. Namun tidak sedikit pula orang yang sulit untuk menemukan benang merah tersebut.
      Bagi sebagian orang tersebut, untuk dapat menemukan talent-nya, memang butuh bantuan dari expert atau coach, yang akan membantu proses eksplorasinya. Metode yang digunakan biasanya adalah interview atau diskusi yang dilakukan dengan target, membuat “life map” seseorang dan biasanya didukung dengan tools psikologi.

      Demikian Maya, sekedar sharing dari pengalaman yang biasa saya lakukan untuk membantu seseorang menemukan talentnya.

      Salam,

      Agis

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment